Notification

×

Iklan

Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Iklan

Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Komunikasi Politik ala Ning Lia "Udara Boleh Panas, Tapi Pilwali Kota Surabaya Harus Sejuk"

20/11/2019 | 17.37 WIB | Dibaca: 0 kali Last Updated 2019-11-20T10:47:23Z
    Bagikan

SurabayaPos.com - Lia Istifhama atau yang akrap dengan sapaan Ning Lia atau Ning Ceria mengatakan, panasnya suhu udara di Kota Surabaya belakangan ini tak perlu diikuti dengan panasnya kompetisi jelang pemilihan Walikota/Wakil Walikota Surabaya, yang akan digelar tahun 2020, mendatang.


Untuk itu, dalam setiap kegiatannya menjalin silaturahmi dan terus blusukan ke berbagai wilayah di Surabaya, baik menghadiri undangan keagamaan, sosial dan kegiatan kemanusiaan atau lainnya, dan menemui berbagai komunitas, Ning Lia selalu menebar kesejukan. 

Selain ucapan salam, tebar senyum dan selalu menyapa dengan ramah semua elemen masyarakat dimana dia hadir. Tak lupa Arek Suroboyo yang juga anak tokoh PPP, mantan anggota DPRD Jatim itu mengaku semua dilakukan dengan ikhlas.

"Suhu udara di Kota Surabaya boleh panas, tetapi tak perlu diikuti dengan kompetisi (jelang Pilwali) yang panas," kata Ning Lia di sela berdiskusi dengan generasi milenial, Selasa (19/11/2019), malam.

Ibu dari dua anak itu kemudian menegaskan, model silaturahmi politik yang sejuk, santun dan damai itulah yang selalu dilakukan. Tidak perlu menjelekkan, menjatuhkan termasuk menebar fitnah dan kebencian.

“Nah, ini sekarang saya sama beberapa kawan, seperti Gus Aam mantan Ketua Anshor Jatim dan kader Partai Gerindra, mas Antok (Kusriyanto, Wakil Sekretaris Gerinda Jatim). Diskusi kami ya biasa aja, ngobrol santai, ada bahasan gimana harapan untuk Surabaya mendatang, dan sebagainya. Kalau dengan Gerindra sendiri, saya pernah satu forum diskusi di salah satu stasiun televisi bersama Pak Sutadi, dan dengan Pak Thony, pernah ketemuan juga. Jadi ini bukan awal ya? Kemudian, bukan hanya Gerindra, dengan PPP, kapan hari sowan ke kediaman pak ketua, kiai Buchori. Dengan Demokrat, kapan hari juga pernah ngopi bersama Pak Machmud. Dengan PKB, bersama Abah Tamam," urainya.


Termasuk dengan sesama Bacawali, aktivis perempuan Nahdlatul Ulama ini mengaku tak ada jarak dan sangat intens berkomunikasi dengan mereka. 

"Kalau soal sesama Bacawali, malah saya intens berkomunikasi. Misalnya, dengan Pak Eddy Tarmidi dari PDIP dan Gus Firman. Saya enjoy sih dengan bentuk-bentuk silaturahmi seperti ini. Selogannya simpel, tidak ada klaim diantara kita. Jadi jangan dikit-dikit mempublish dukungan dari A atau dari B karena klaim dukungan kuatirnya bisa merusak makna silaturahmi yang sesungguhnya," ujarnya dengan santai.

Menguatkan pernyataan Ning Lia, Gus Aam atau Sholahul Aam Notobuwono juga menyampaikan bahwa pertemuannya dengan Lia Istifhama sebatas diskusi kecil sesama kader NU. 

"Kebetulan teman saya juga teman Ning Lia, jadi ini namanya konco ketemu konco. Alias nambah konco," ujar pengasuh Ponpes Tambak Beras yang sekaligus pengurus pusat GP Ansor.

Lebih jauh, Ning Lia menegaskan memang ingin membangun silaturahmi yang sehat di tengah perhelatan Pilwali Kota Surabaya. Dia kembali menegaskan, kalau suhu udara Kota Surabaya yang panas tidak boleh mempengaruhi pola pikir. 

"Suhu cuaca Kota Surabaya sekarang memang panas ya, nah, pikiran harus selalu adem. Salah satunya ya itu tadi, selalu membangun komunikasi yang baik dengan banyak pihak, termasuk dalam hal berpolitik," pungkas Lia.(tji)