Notification

×

Iklan

Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Iklan

Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Gresik, Tuan Rumah Pembinaan Bela Negara Menkopolhukam

19/11/2019 | 15.21 WIB | Dibaca: 0 kali Last Updated 2019-11-19T08:22:08Z
    Bagikan

SurabayaPos.com - Wakil Bupati Gresik Dr. Mohammad Qosim membuka Pembinaan Kesadaran bela Negara Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Kemenkopulhukam) yang diselenggarakan di Ruang Mandala Bakti Praja, Selasa (19/11/2019).


Selain Wabup Qosim, tampak hadir Kapolres Gresik AKBP Kusworo Wibowo, Dandim 0817 Gresik Letkol Infantri Budi Handoko. Beberapa perwakilan anggota Forkopimda lain juga tampak hadir mendampingi Wakil Bupati Mohammad Qosim. Hadir juga beberapa petinggi TNI dari Kodam V Brawijaya maupun dari Korem se Jawa Timur.

Beberapa pejabat Menkopolhukam juga tampak hadir, mereka diantaranya Asisten Departemen 4/6 Koordinasi kesadaran Bela Negara Brigjen TNI AD Rufbin Marpaung. Asdep  1/6 Koordinasi Wawasan Kebangsaan, Cecep Suprianta.

Menurut Asdep 4/6 Rufbin Marpaung, kegiatan ini mengambil tema optimalisasi peran fasilitator pembinaan kesadaran bela negara di daerah guna mengatasi ancaman radikalisme dalam rangka menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.

“Pembinaan Bela Negara se Provinsi Jawa Timur ini mestinya dilaksanakan selama 5 hari, namun atas berbagai pertimbangan kegiatan ini dimampatkan menjadi 2 hari.” Katanya.

Para peserta yaitu berbagai kelompok masyarakat se Jawa Timur dari unsur PGRI, Perwakilan Kesbangpol Kabupaten Kota se Jawa Timur, organisasi Gerakan Membangun Bangsa (GMB), Forum Alumni SMA (FAS) Surabaya dan berbagai kelompok masyarakat.    

Wakil Bupati Gresik Mohammad Qosim mengaku sangat bangga atas diselenggarakannya kegiatan ini dan Gresik menjadi tuan rumah.

“Seperti halnya Indonesia, Gresik sebagai kota industri juga penuh keberagaman. Heterogenitas suku dan agama dan bangsa juga ada. Tapi Alhamdulillah, Gresik tetap aman, damai dan kondusif," ujar Mohammad Qosim.

Menurut Wabup, dijaman serba IT sekarang ini, media sosial bisa menjadi potensi disintegrasi. Hal ini sudah banyak terjadi di Indonesia.

“Hoax yang terus di ekspose bisa menjadi opini yang kemudian merusak kesatuan dan persatuan bangsa. Untuk itu kita harus hati-hati dan lebih bijak dalam bermedia sosial” jelas Qosim.(Pen/tji)