Notification

×

Iklan

Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Iklan

Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Harga Gula Naik dan Langka, Gubernur Khofifah Minta Satgas Pangan dan KPPU Cek Stok di Gudang dan Pabrik

18/01/2020 | 20.32 WIB | Dibaca: 0 kali Last Updated 2020-01-18T13:32:12Z
    Bagikan

SurabayaPos.com | Sidoarjo - Di sejumlah wilayah di Jawa Timur harga gula naik, dan juga langkah. Mereaksi itu, Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa meminta Satgas Pangan dan Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) turun mengecek ketersediaan gula di gudang dan pabrik-pabrik. 


Meski begitu Khofifah memastikan persediaan gula di Jatim pada posisi aman. Bahkan, di Jatim surplus hingga bulan Mei mendatang saat musim giling tiba. 

"Ketersediaan gula di beberapa titik Jatim dalam seminggu ini mengalami  kelangkaan di pasar. Maka berdampak ke harga yang mengalami kenaikan," kata Khofifah. 

Dikatakan, sejak Selasa lalu pihaknya sudah meminta ke Bulog, PTPN X dan pabrik gula Rajawali untuk melakukan operasi pasar.

Mantan Menteri Sosial ini menegaskan, berdasarkan produksi gula tahun 2019 dari delapan pabrik gula di Jatim ada produksi sebanyak 1.046.855 ton, dalam setahun. 

Saat ini persediaan gula di Jatim ada 185.785 ton. Hingga bulan Mei 2020 mendatang, konsumsi gula Jatim diperkirakan sebanyak 175.500 ton. Sehingga terdapat surplus 10.000 hingga musim giling tiba, bulan Mei. 

"Kita sebetulnya masih surplus 10.000 ton, tapi posisi saat ini baik di gudang Bulog maupun PTPN X serta gudang pabrik gula lainnya saya minta ada pengecekan stok apakah ada gula yang sudah kontrak jual beli dengan daerah lain terutama 16 provinsi yang logistiknya memang 80 persennya disuplai dari Jawa Timur atau ada yang sengaja menimbun," kata Khofifah. 

Khofifah meminta agar Satgas dan KPPU untuk turun langsung mengecek gudang-gudang pabrik gula baik BUMN maupun swasta dan juga mengecek gudang Bulog. Jika masih ada stok gula yang masih bisa dimaksimalkan untuk dijual ke pasar dan memenuhi kebutuhan masyarakat.

"Saya minta Satgas Pangan dan KPPU untuk melakukan pengecekan dan monitoring. Adakah potensi gula yang masih bisa diedarkan ke pasar," tegasnya. 

Kemudian, bersama dengan Disperindag Jatim ia juga meminta segera melakukan koordinasi dengan pabrik gula, dan memastikan ada atau tidak sisa tebu yang belum digiling. Juga mendorong pabrik gula dan distributor pedagang untuk mengeluarkan stok yang ada di gudang untuk distribusikan ke pasar. 

"Tujuannya, untuk bisa memaksimalkan penggilingan. Oleh sebab itu perlu dilakukan pengecekan ulang agar bisa maksimal," ujarnya.
   
Selanjutnya, selama bulan ini pihaknya akan melakukan operasi pasar di seluruh kabupaten/kota bekerjasama dengan pabrik gula, PTPN , distributor dan Bulog dimulai tanggal 14 Januari 2020. 

Mengawali langkah tersebut, pada hari ini dirinya melakukan operasi pasar di Pasar Ngaban, Tanggulangin, Sidoarjo dan Pasar Ngimbang Kabupaten Lamongan. 

Sebagai bentuk antisipasi apabila ada oknum pengusaha yang melakukan penimbunan, Gubernur Khofifah sudah meminta kepada Wagub Jatim Emil Elestianto Dardak untuk berkoordinasi dengan wakapolda Jatim.

Pemprov Jatim ingin melakukan langkah-langkah penegakan peraturan yang sudah ditetapkan agar tidak ada oknum yang memanfaatkan kesempatan untuk melakukan penimbunan. 

Sementara itu, kelangkaan cabai yang terjadi akhir-akhir ini, juga menjadi perhatian Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Menurutnya, kelangkaan cabai di setiap awal musim hujan dikarenakan situasi alam. Ada beberapa wilayah yang terendam banjir, sehingga mempengaruhi luasan panen cabai.    

Dirinya menjelaskan, di awal musim hujan, dipastikan ada penurunan produksi cabai. Meskipun terjadi penurunan produksi, Khofifah memastikan bisa mensuplai kebutuhan cabai di Jatim dan provinsi lain. 

"Dilihat luas lahan yang ditanami cabai, wilayah di Jatim sangat mencukupi untuk memenuhi kebutuhan. Di Jatim ada lima ribu hektar lahan yang ditanami cabai. Luas tersebut jauh diatas yang dibutuhkan," tegasnya.(tji)