Notification

×

Iklan

Iklan

Doa Bersama di Gedung Juang, Para Tokoh Lintas Agama Berharap Pemilu Damai

10/11/2023 | 01.07 WIB | Dibaca: 0 kali Last Updated 2023-11-09T18:07:37Z
    Bagikan

Surabaya, - 
Para tokoh lintas agama berharap semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika benar-benar akan menjadi fakta bicara terlebih di  ajang pesta demokrasi 2024 mendatang.

Rohaniawan yang tergabung dalam organisasi kebangsaan Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia akan menggelar doa lintas agama di Gedung Juang 45 Kota Pahlawan Surabaya pada 09-11 November 2023 mendatang. 


Turut hadir dalam acara tersebut Ismu Syamsudin Sekjen DPP PCTA, Pendeta Ismun Kalid dari Dewan Pertimbangan Malang Raya, Ketua DPP Edi Setiawan dari lembaga kajian kebangsaan, Untung Anas Rosadi Ketua DPP Bidang ke Organisasian dan bidang kepemudaan dan peranan perempuan. 


“Sebenarnya acara ini digelar bukan khusus  untuk menyongsong pemilu 2024, kita bertemu dalam rangka mensyukuri Hari Pahlawan. Namun dari pertemuan ini Insyaallah dampaknya akan  berpengaruh pada damainya  pesta demokrasi, agar tetap berjalan damai jauh dari pecah belah,” aku Muhammad Sholeh Ketua Panitia.


Menurut Sholeh hari ini sebagian masyarakat ada yang  apatis apakah pemilu dapat berjalan jujur dan adil. Sebagian lagi ada yang merasa terombang-ambing.


“Menurut kami pemilu 2024 ini agak berat ya, panasnya sudah terasa dari sekarang. Tak sedikit masyarakat ragu, bingung mau pilih siapa.  Lebih-lebih pemilu tahun ini syarat akan kepentingan asing, dua negara yang sedang bersaing Amerika dan China. Mungkin saja negara luar akan ikut cawe-cawe dalam pilpres ini. Dan kita harus waspada,” katanya.



Sementara Ketua Departemen Pendidikan DPP PCTA Indonesia menambahkan untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa dalam pemilu ini masyarakat harus diberi pendidikan politik.


“Masyarakat harus diberi pendidikan politik yang baik, dan pendidikan politik terbaik untuk menjaga pemilu yang damai adalah keinsyafan akan  semboyan negara Bhinneka Tunggal Ika.  Silahkan beda pilihan,  beda dukungan, beda pandangan tetapi kita tetap harus bersatu. Dan pendidikan politik ini harus ada contoh nyata,” ujar  Kushartono Ketua Dep. Pendidikan PCTA Indonesia.


Menurut Kus, jika hanya berupa himbauan-himbauan tanpa tauladan maka masyarakat tidak akan bisa mengikuti.


“Kan sekarang ini dengan marak media sosial banyak orang bisa berbicara, tapi   tidak dengan fakta.  Banyak mauidhotul hasanah dan sedikit uswatun hasanah. Ini yang membuat celakb ,” ujarnya.


“Nah berkumpulnya para tokoh lintas agama yang akan menyerukan Bhinneka Tunggal Ika, murni tanpa ada tendensi kepentingan politiik praktis, tanpa  kepentingan kelompok. Kami yakin akan mampu memberikan kedamaian kepada masyarakat. Sebab sekarang ini hampir setiap tokoh itu berpihak, condong bahkan terkadang mengarahkan pada politik praktis. Bukan tidak boleh, tapi kan harus ada cermin tokoh-tokoh yang betul-betul netral, secara ketokohan tidak berpihak pada calon terrentu demi menjaga kerukunan anak bangsa,” tegasnya.


Kalau cermin ini benar-benar bisa muncul dari tokoh-tokoh lintas agama, dampaknya akan sangat dahsyat.


“Coba bayangkan, yang berbeda agama saja, beda keyakinan, bisa rukun bersatu. Mengapa hanya berbeda pilihan capre, partai harus ribut tidak  bersatu? Hal ini akan muncul dalam kesadaran masyarakat. Inilah pendidikan dengan fakta bicara,”papar Kus.


Rencananya pertemuan para tokoh lintas agama di Gedung Juang 45 digelar selama tiga hari, seiring Rapat Pimpinan Nasional Organisasi Persaudaraan Cinta Tanah Air Indonesia yang Dijiwai Manunggalnya Keimanan dan Kemanusiaan. Acara  akan disemarakkan dengan seminar kebangsaan, pagelaran seni budaya, doa lintas agama,  pemberian tali asih untuk para pejuang, santunan anak yatim dan juga tabur bunga ke makam Pahlawan.


“Semua sudah kita persiapkan, kita diajari oleh para tokoh lintas agama ini benar-benar berjuang dengan tulus ikhlas untuk bangsa dan negara. Tidak ada tendensi kepentingan kelompok atau golongan, apalagi kepentingan partai atau politik praktis. Kita beri kebebasan masyarakat untuk menyalurkan aspirasinya sesuai hak dan pilihan masing-masing dan jangan sampai saling  mengejek apalagi bermusuhan karena bisa membawa perpecahan persatuan bangsa,” tegas Drs. Ismu Syamsuddin Sekjen DPP PCTA Indonesia.


Penulis: Basir