Notification

×

Iklan

Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Iklan

Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Gubernur Khofifah Minta Gus dan Kiai Milenial Tangkal Intoleransi

23/02/2019 | 21.11 WIB | Dibaca: 0 kali Last Updated 2019-09-10T04:54:27Z
    Bagikan

Surabayapos.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa meminta kepada para gus dan kiai muda agar membantu pemerintah dan negara dalam menangkal intoleransi.



Permintaan itu disampaikan di Forum Silaturahmi Gawagis Nusantara bersama Wakil Presiden RI Jusuf Kalla di Hotel Wyndam, Surabaya, Sabtu (23/2/2019).

Khofifah menyebut, bahaya intoleransi semakin hari dirasa mengkhawatirkan. Sehingga para gus harus mampu mengisi ruang ruang kosong dengan bekal ilmu agama dan pengetahuan hingga masuk pada  pendidikan non pesantren baik di sekolah-sekolah maupun perguruan tinggi.

Khofifah menyatakan, berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan lembaga survei Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah terdapat kecenderungan anak muda usia sekolah terjangkiti faham radikalisme dan intoleran.

"Lewat hasil survei tersebut menyebutkan, bahwa dari 34 provinsi se Indonesia anak-anak SMP dan SMA mengalami kristalisasi terhadap format pemikiran yang cenderung intoleran,” ujarnya.

Melihat kondisi itu, Khofifah meyakini bahwa survei tersebut bisa dijadikan referensi bagi gus gus agar bisa masuk ke sekolah-sekolah non pesantren termasuk sekolah negeri terutama SMA/SMK dan perguruan tinggi  dengan dialog dan pencerahan sesuai dengan kadar keilmuan yang bersangkutan.

"Mudah mudahan ini menjadi bagian dari singkronisasi dari seluruh energi positif yang ada dalam komunitas gus-gus di IGGI, Asparagus maupun Gawagis," tegasnya.

Menurutnya, forum itu menjadi bagian dari harapan memperkuat resonansi besar di seluruh Indonesia untuk menangkal bahaya radikalisme  dan upaya menguatkan toleransi dan moderasi intern maupun antar umat beragama. Gawagis merupakan ulama-ulama muda milenial yang diinisiasi oleh gus dari Jatim yang keberadaanya terbukti telah memberikan makna substantif bagi kekuatan Ahlu Sunnah Wal Jamaah (Aswaja) khususnya dalam menjaga NKRI.

Kemudian, saat memberikan arahan Wapres JK menegaskan, bahwa kemajuan teknologi menyebabkan banyak dari pesantren tumbuh dan berkembang sesuai dengan zamannya. Sehingga para santri dituntut mempunyai pandangan pengetahuan dan menguasai ilmu  kitab suci Al Qur’an.

“Kita yakin tanpa ilmu pengetahuan kita tidak bisa berkembang dengan pesat,” terangnya.

JK juga menegaskan bahwa dalam mengembangkan pesantren juga harus menciptakan rasa kesinambungan antara senior yang terdiri dari kyai-kyai sepuh dan junior yang merupakan kumpulan dari kyai-kyai muda.

Oleh karena itu, tantangan bangsa ke depan harus diperbaiki lewat syiar atau dakwah. Syiar yang disampaikan harus ditambah dan berkembang menjadi syiar terkait kemajuan ekonomi hingga perkembangan teknologi bagi umat islam. Tidak lagi syiar yang mengedepankan surga atau neraka.

JK menyebut, sebagai bangsa dengan penduduk muslim terbesar, Indonesia patut bangga bisa membangun persatuan dan kesatuan, memperkuat sarana infrastruktur dan membangun kota hingga pedesaan. Sementara negara muslim di timur tengah sibuk memperkuat keamanan akibat adanya konflik peperangan yang berkepanjangan.dji