Notification

×

Iklan

Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Iklan

Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Gubernur Khofifah Harap PT SIER Jadi Kakak Asuh Perusahaan Pembuang Limbah

13/09/2019 | 20.14 WIB | Dibaca: 0 kali Last Updated 2019-09-13T13:53:35Z
    Bagikan

Surabayapos.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa berharap PT. Surabaya Industrial Estate Rungkut (SIER) Rungkut bisa menjadi "kakak asuh" bagi perusahaan-perusahaan yang terindikasi membuang limbah yang belum memenuhi baku mutu air ke sungai. Menurutnya, itu  sangat penting dilakukan karena salah satu index Indikator Kinerja Utama (IKU) pada RPJMD Pemprov Jatim yaitu tentang lingkungan hidup kata Khofifah saat berkunjung ke PT SIER, Jumat (13/10/2019).
Gubernur perempuan itu juga berharap keberadaan Pusat Logistik Berikat (PLB) yang juga berada di SIER mampu memberikan kemudahan akses produk utamanya yang  belum tersubstitusi bagi UKM dan IKM di Jatim. 
Menurut Khofifah, itu selaras dengan yang diharapkan Presiden Joko Widodo yakni menggenjot ekspor Indonesia dari sisi UKM dan IKM. 

"Pelaku UKM / IKM, harus diberikan kemudahan untuk memperoleh pasokan bahan baku maupun bahan pendukung produksi dengan memberikan fasilitas bebas bea masuk dan Pajak Impor atas bahan baku yang berorientasi ekspor," katanya.
PLB adalah gudang multifungsi yang atas pemasukan barang impor belum dipungut bea masuk dan pajak impor. Selain itu, pemasukan barang impor PLB juga belum diberlakukan ketentuan pembatasan impor. Semua kegiatan yang dapat dilakukan di gudang di luar negeri juga dapat dilakukan di PLB, termasuk pemeriksaan surveyor.
"Ini adalah salah satu bentuk upaya untuk memudahkan pelaku usaha. Karenanya saya ingin memastikan bahwa nanti dari Sucofindo dan SIER akan bisa mengkomunikasikan kepada importir dan eksportir untuk memenuhi kebutuhan pelaku UKM dan IKM," ungkap Khofifah.
Dijelaskan, saat ini kebutuhan bahan baku pelaku UKM dan IKM sebagian besar masih impor. Dicontohkan, industri alas kaki misalnya untuk kebutuhan sol atau alas sepatu 100% nya masih impor. Produk-produk seperti inilah yang harus disubstitusi terlebih dahulu agar pergerakan UKM dan IKM di Jatim bisa lebih kompetitif dibandingkan tempat lain.
“Sebetulnya barang-barang atau kebutuhan apa saja yang dibutuhkan para pelaku UKM dan IKM tetapi belum tersubstitusi di dalam negeri dan masih harus impor  kita ingin hal ini bisa terkoneksi lewat PLB,” tambahnya. 
Dengan adanya PLB akan bisa memangkas dwelling time dan mereka bisa mengambil  barang dan membayar pajaknya di PLB.


Saat itu, Khofifah juga melihat langsung Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) milik PT. SIER. Dalam pengolahan IPAL PT. SIER pada titik akhirnya sebelum air  dibuang ke sungai ada kolam dimana ikan bisa hidup sehingga ketika air dialirkan ke sungai ikan-ikan dan habitat lainnya tetap bisa hidup. Hal ini menunjukkan, bahwa kualitas air hasil dari IPAL tersebut kualitasnya bagus.
“Kita berharap habitat-habitat sungai itu bisa kita jaga, dan kita sangat ingin menghindarkan kemungkinan pembuangan limbah yang belum diolah ke sungai,” ujarnya. 
Khofifah berharap PT. SIER bisa menjadi "kakak asuh" bagi perusahaan-perusahaan yang terindikasi membuang limbah yang belum memenuhi baku mutu air ke sungai.

Sambut Baik Rencana Pengembangan Sentra Bisnis SIER
Gubernur Khofifah juga menyambut baik rencana pengembangan sentra bisnis SIER. Dirinya berharap, sentra bisnis ini bisa dibangun berstandar internasional dan desain pembangunannya diperhatikan seiring makin meningkatnya kebutuhan perkantoran bisnis moderen.
“Saya berharap konsepnya bisa seperti di kawasan Sudirman Central Business District (SCBD), jadi memang pembangunannya tidak setengah-setengah. Dan pembangunan ini kita siapkan paling tidak sampai 50 tahun kedepan masih representatif,” tegas gubernur yang juga pernah menjabat sebagai kepala BKKBN ini.
Pembangunan sentra bisnis itu akan sangat potensial jika area Gerbangkertosusila atau bisa juga disebut Surabaya Megapolitan ini sudah terkoneksi. Terlebih lagi, jika kawasan ekonomi khusus (KEK) dan kawasan industri khusus (KIK) juga sudah terkoneksi. 
“Kalau Gerbangkertosusila ini terkoneksi kemudian antar industri dan sentra industri ini juga terkoneksi, apalagi jika ibu kota jadi dipindahkan ke Kalimantan Timur maka saya rasa Jatim akan memiliki sangat banyak peluang bisnis seperti di Jakarta saat ini,” kata Khofifah
Sementara, Direktur Utama PT. SIER  Fattah Hidayat menyambut baik tawaran yang disampaikan Gubernur Khofifah tentang sinergitas PLB dengan Pemprov Jatim untuk mempermudah produk yang belum tersubstitusi bagi UKM dan IKM. Karenanya, pihaknya akan segera berkoordinasi dengan Sucofindo dan pihak Pemprov Jatim terkait hal ini.
Diharapkan juga keberadaan PLB dapat memberikan efisiensi biaya logistik khususnya pelaku ekspor impor. Penangguhan bea masuk dan inspeksi barang dilakukan di gudang secara langsung sehingga akan memperlancar arus barang dan diharapkan dapat mengurangi dwelling time di pelabuhan.
"Dengan fasilitas PLB ini, diharapkan dapat menurunkan biaya logistik dengan menjaga ketersediaan bahan baku secara cepat. Terlebih lagi, terdapat penangguhan bea masuk dan inspeksi barang dilakukan di gudang secara langsung sehingga akan memperlancar arus barang,” urai Fattah.

Turut mendampingi dalam kunjungan tersebut, antara lain Sekdaprov Jatim, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Prov. Jatim, Kepala Biro Perekonomian Setda Prov. Jatim, Jajaran Direksi PT. SIER, serta perwakilan dari Sucofindo.(tji)