×

Iklan

Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Iklan

Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Khofifah Ajak 128 Pengusaha Jatim dan NTB Bertemu, Muncul Transaksi Rp 603 Miliar

30/10/2019 | 14.12 WIB | Dibaca: 0 kali Last Updated 2019-10-30T07:12:25Z
    Bagikan

SurabayaPos.com - Dalam rangka menguatkan perdagangan antar wilayah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa memimpin Misi Dagang Jawa Timur ke Provinsi NTB, di Hotel Lombok Raya, Mataram, NTB, Selasa (29/10/2019).


Dalam waktu singkat, misi dagang yang mempertemukan 128 pengusaha Jawa Timur dengan pengusaha NTB, menghasilkan transaksi mencapai Rp 603 miliar. Itu membuktikan bahwa potensi perdagangan antar kedua provinsi tersebut sangat kuat. 

"Dalam misi dagang kali ini omzetnya mencapai Rp 603 miliar lebih, bandingkan pada tahun 2017 baru mencapai 4 miliar. Dalam pertemuan antar pengusaha Jatim dan NTB selama 7 jam, transaksi bisa mencapai Rp 603  Miliar, ini hal yang luar biasa," kata Khofifah.

Menurutnya, misi dagang merupakan fasilitasi pemerintah untuk mempertemukan para pelaku usaha guna menemu kenali dan penyebarluasan potensi produk perindustrian, perdagangan, potensi perikanan, agribisnis dan peluang investasi. 

Jika merujuk data struktur perdagangan Jawa Timur, net ekspor perdagangan antar wilayah Jawa Timur lebih besar dibandingkan net ekspor perdagangan luar negeri. Sampai dengan semester pertama tahun 2019, net ekspor antar wilayah surplus sebesar Rp 44,98 triliun. 

Ini menunjukkan potensi pasar  dalam negeri bagi Jawa Timur lebih besar dibandingkan dengan luar negeri. Selain itu, realisasi investasi Jawa Timur pada semester pertama tahun 2019 mencapai Rp 32,154 triliun .

Angka itu didominasi oleh UMKM yang menjadi sumber utama pendorong pembangunan ekonomi Jawa Timur di tengah perekonomian global yang dinamis. 

Tak hanya membuka misi dagang, kedatangannya ke NTB juga memiliki misi membangun sisterhood province dengan melancarkan misi dagang antar daerah. 

Sebagai bentuk implementasi sisterhood, kedua kepala daerah itu melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) tentang Kerjasama Pembangunan Daerah  dalam rangka Pengelolaan Potensi dan Sumber Daya. 

“Kegiatan ini bisa menjadi new partnership antara Jatim dan NTB. Untuk Jatim, kita akan siapkan karpet merah dan karpet hijau. Seringkali terkait investasi, kita terlampau outward looking. Saya ingin mengajak kita juga  melihat secara inward looking. Karena dari data kami, perdagangan dalam negeri Jawa Timur itu sangat signifikan,” tuturnya.

Melihat potensi yang dimiliki NTB, Khofifah langsung menawarkan kerjasama jagung serta perluasan penggemukan sapi untuk swa sembada daging dan protein hewani. Oleh karena itu, Khofifah juga menawarkan tenaga inseminator dan tenaga pemeriksa kebuntingan dari Jatim untuk memberikan pelatihan termasuk  dari Balai Besar Inseminasi Buatan di Jatim untuk peternak dari NTB. Sebab, pada dasarnya, NTB memiliki bibit sapi yang bagus.

Serta yang tak ketinggalan Khofifah juga menawarkan kerjasama dengan NTB terkait kerangka perhiasan untuk mutiara. Pasalnya Jatim memiliki industri perhiasan terbesar di Indonesia.

“Masih banyak kerangka dari perhiasan yang berbasis mutiara di NTB masih diimpor, terutama untuk liontin, gelang dan cincin,” imbuhnya.


Melihat itu, Khofifah menjelaskan, harus ada pertemuan yang lebih fokus antara pelaku usaha perhiasan berbasis mutiara di NTB untuk melakukan business matching dengan perusahaan-perusahaan perhiasan di Jatim. 

“Jadi 49,5 persen kontribusi industri perhiasan Indonesia itu dari Jawa Timur. Maka temu kenal kebutuhan terutama kerangka perhiasan bagi industri mutiara di NTB bisa ketemu dengan pelaku-pelaku industri perhiasan di Jatim apakah berbasis emas, silver dan sebagainya. Memang seharusnya lebih sering pertemuan-pertemuan misi dagang seperti ini,” jelasnya.

Sementara itu, Wakil Gubernur NTB Siti Rohmi Djalillah berharap bisa melakukan hal-hal yang produktif untuk kerjasama NTB dan Jatim. NTB hidupnya sebagian besar dari pertanian, perkebunan, perdagangan, dan pariwisata.

"Kami mendorong desa wisata, perkembangan pariwisata sejalan dengan pertumbuhan ekonomi khususnya masyarakat desa. Nantinya, kerjasama tidak hanya tertutup pada pertanian, peternakan dan perdagangan,” kata Siti Rohmi.(tji)