SurabayaPos.com - Dwi Astutik atau akrab dengan sapaan Bunda Dwi, resmi mengembalikan formulir pendaftaran sebagai bakal calon untuk maju di Pilkada Kota Surabaya 2020, dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Tepat pukul 20.00 WIB, diantar sejumlah pemuda milenial Pengurus Muslimat NU Jatim itu tiba di DPW PSI Jatim di Jalan Ketintang Selatan III, Surabaya, Jumat (18/10/2019).
"Iya, ini Bu Dwi Astuti resmi mengembalikan formulir pendaftarannya. Data lengkap termasuk berbagai syarat- syarat yang diperlukan," kata Pudji Andansari, yang juga Ketua DPD PSI Kota Surabaya didampingi sejumlah pengurus partai lainnya.
Pudji menambahkan, Bunda Dwi adalah calon ke tujuh dari sebanyak 19 nama yang sebelumnya mengambil formulir pendaftaran sebagai bakal calon. Mereka adalah,
1. Dhita Galih Prakoso;
1. Dhita Galih Prakoso;
2. Edy Winarto
3. Budi Santoso
4. Sutjipto Joe Angga
5. Ngatmisih
6. Dwi Astutik
7. Fendy Pratama
Kepada wartawan Bunda Dwi mengatakan kedekatannya dengan PSI telah terjalin lama, selain juga dengan partai lainnya. Jalinan dengan banyak partai, menurutnya menguatkan langkah dan optimismenya maju di pemilihan Walikota Surabaya. Termasuk kedekatannya dengan semua elemen masyarakat.
Menurutnya, PSI sebagai partai baru memiliki semangat baru memajukan negeri ini, dan itu terbukti banyak menyedot simpati para pemilih, termasuk dari kalangan milenial.
"Saya kan juga dosen yang memiliki dan banyak bergaul dengan mahasiswa milenial. Menurut saya milenial adalah sesuatu yang akan memberikan pengaruh di pemilihan Walikota Surabaya, disamping juga elemen lainnya yang tidak boleh dilupakan yang juga ikut berkiprah memajukan Kota Surabaya," ucapnya.
"Selain dengan PSI, sebelumnya saya juga sudah ke PDIP, dan tadi sore juga sudah menyerahkan kembali formulir pendaftaran ke Partai NasDem. Ke depan, juga sudah terjadwal ke partai lainnya, ya termasuk ke Golkar, juga akan ke Partai Gerindra," terangnya.
Ditambahkan, modal kedekatan dengan semua elemen masyarakat juga terus terajut. Termasuk dengan para kiai, tokoh-tokoh politik dan elemen masyarakat lainnya.
Ditanya, kenapa langkahnya berlaga di Pilkada Surabaya melalui jalur partai tidak dari independen, Bunda Dwi menegaskan sistem di negeri ini telah lengkap dan harus melibatkan elemen-elemen yang ada, untuk kelancaran kerja bareng.
Dia menyebut, di negeri ini lengkap sistemnya, ada eksekutif dan legislatif. Dan bentuk kerja bareng dengan semua elemen tidak boleh ditinggalkan untuk mensukseskan program kerja dan membangun Kota Surabaya.(tji)