Notification

×

Iklan

Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Iklan

Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Madrasah Kader Nahdlatul Ulama, Wujud Penguatan NKRI

11/01/2020 | 07.21 WIB | Dibaca: 0 kali Last Updated 2020-01-11T00:21:11Z
    Bagikan

SurabayaPos.com / Surabaya – Ketua Umum PP Muslimat NU, Khofifah Indar Parawansa mengatakan, Muslimat NU adalah salah satu Banom (Badan otonom) NU yang fokus pada bidang layanan. Sementara, Fatayat NU lebih fokus advokasi dan IPPNU pada kaderisasi, artinya, organisasi sayap perempuan NU telah memiliki spesifikasi masing-masing.


“Kita ingin antara kuantitas dan kualitas itu berseiring. Apakah TPQ, PAUD, TK atau RA karena fokus layanan pendidikan di Muslimat itu ada payung hukumnya yaitu YPM (Yayasan Pendidikan Muslimat) Nahdlatul Ulama,” kata Khofifah yang juga Gubernur Jawa Timur itu, saat berbicara di Madrasah Kader Nahdlatul Ulama (MKNU) di Asrama Haji Sukolilo Surabaya, Jumat (10/1/2020).

Khofifah menjelaskan bahwa di YPM NU itu memiliki 10 Balai Latihan Ketrampilan (BLK), lalu 6800-an PAUD, kemudian hampir 10 ribu TK dan RA, dan TPQ sekitar 16.500-an. “Ini layanan pendidikan yang ada di bawah naungan Yayasan Pendidikan Muslimat NU,. Selain itu, Muslimat NU juga memiliki Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM),” urainya

Untuk layanan kesehatan, lanjut Khofifah, Muslimat memiliki Yayasan Kesejahteraan Muslimat (YKM) NU yang mengelola layanan kesehatan dan layanan sosial, seperti panti sebanyak 143 Panti Asuhan, 10 panti Lansia, 73 rumah sakit dan klinik.

“RS Siti Hajar di Jatim awalnya itu pengelolanya adalah Muslimat NU, setelah berkurban kemudian bersama-sama NU tapi ketua Yayasan Siti Hajar tetap Muslimat. Yayasan Kesejahteraan Muslimat sekarang dikembangkan ada klinik pratama serta 5 kinik hemodialisis,” beber Ketum PP Muslimat NU

Selain itu, Muslimat juga memiliki Yayasan Haji Muslimat (YHM) NU sebanyak 156 KBIH yang fokus memberikan bimbingan haji di lingkungan Muslimat NU. “Untuk menjaga kemabruran lalu kita kembangkan Majelis Dzikir Muslimat NU. Tapi majelis dzikir dan majelis taklim Muslimat NU itu payung hukumnya yaitu Yayasan Daiyah dan Majelis Taklim Muslimat NU, sekarang ada sekitar 69 ribuan majelis taklim di lingkungan Muslimat NU," kata mantan menteri sosial itu.

Kemudian yang berbadan hukum lainnya adalah induk koperasi Annisa yang sekarang ada 9 pusat koperasi (Puskop) di tingkat provinsi. Lalu 144 koperasi primer yang berbadan hukum, baik yang sudah di bawah naungan Puskop maupun belum.

“Di Indonesia mungkin ada 4 induk koperasi perempuan, salah satunya adalah milik Muslimat NU yaitu induk koperasi Annisa," terangnya. 

Ditegaskan, melalui 5 layanan inilah yang menjadi fokus Muslimat. Artinya tidak hanya akwah it melalui ceramah atau istighotsah tapi dakwah juga dakwah melalui pendidikan, layanan kesejahteraan muslimat, apakah layanan sosial seperti panti ataukah layanan kesehatan di Muslimat, kemudian yayasan haji, yayasan himpunan daiyah majelis taklim dan induk koperasi Annisa.

MKNU ini diikuti 22 provinsi selama 3 hari ini, kata Khofifah bertujuan untuk memperkuat ruh Ahlussunah Waljamaah (Aswaja) berupa fiqroh (pemikiran), harakah (gerakan) dan amaliyah (aktualisasi). Artinya pikiran kita itu beraswaja seperti apa sih.

“Kalau Kiai Said tadi banyak bercerita soal Islam Wasatiyah (Attawasut) yang merupakan kristallisasi dari Aswaja, salah satunya adalah Attawasut (bagaimana kita membangun moderasi), kemudian Attasamuh, tapi karena waktunya mepet sehingga kurang diulas oleh Kiai Said,” jelas Khofifah.

Lebih jauh gubernur perempuan pertama di Jatim ini menjelaskan bahwa peserta MKNU disiapkan untuk menjadi corong ke publik bahwa ada sifat, sikap dalam pola pikir, dalam gerakan maupun dalam beramal yang di NU itu dikristalisasi menjadi Mabadi’ Khoiru Ummah.

“Pada posisi ini bagaimana moderasi, bagaimana toleransi atau tasamuh, kemudian bagaimana adil (adl). Ini posisi-posisi yang memang harus di internalisasikan di dalam diri setiap warga NU baru kemudian dia akan bisa menyampaikan pesan bagaimana sikap wasatiyah, sikap moderasi harus dibangun," katanya.

Sikap wasatiyah bisa dikembangkan dalam dalam Syariat menganut Madhab Imam Syafi’i, Tasawuf (akhlak) menganut Imam Al Ghozali, Akidah menganut Imam Abu Hasan Al Asy’ari. MKNU ini akan dilanjutkan TOT, sehingga mereka sepulang dari sini sudah bisa menjadi trainner untuk menyemaikan nilai-nilai moderasi, toleransi, keadilan.

Diharapkan, seluruh penguatan yang dilakukan di NU juga bisa menjadi penguat dalam upaya untuk membangun suasana damai dan kondusif di negeri ini.(tji)