Notification

×

Iklan

Iklan

Yoyok Subagiono Ajak Mahasiswa Berpolitik Cerdas dan Bermartabat, FIA Unitomo Hadirkan Tokoh Lintas Parpol

11/07/2023 | 18.22 WIB | Dibaca: 0 kali Last Updated 2023-07-11T11:22:22Z
    Bagikan



NasDem.or.id || Surabaya, - Fakultas Ilmu Administrasi (FIA) Universitas Dr Soetomo (Unitomo) Surabaya menggelar sebuah Talk Show Politik "Menakar Calon Legislatif di Mata Mahasiswa" Politik Cerdas Pemilu Berintegritas di Auditorium K.I.H Muhammad Saleh, Senin (10/7/2023). 


Diskusi interaktif ini menghadirkan para calon anggota legislatif (Caleg) lintas partai politik (parpol), Anggota Komisi Pemilihan Umum (KPU) Jatim dan akademisi. 



Ada Caleg NasDem DPRD Jatim Dapil I (Surabaya) Dr. Yoyok Subagiono S.H., S.I.K., M.Si., Ketua DPD Golkar Surabaya Arif Fathoni dan Caleg DPR RI Dapil I Jatim dari Partai Demokrat-HM Ali Affandi. 


Kemudian hadir pula Anggota Komisi C DPRD Kota Surabaya asal PDIP Abdul Ghoni, Caleg DPRD Provinsi Dapil XII Bojonegoro Agus Maimun dan Caleg DPR RI Dapil I Jatim dari PAN Kurnianti Herdiandari. 




Unitomo membawa angin segar dengan membuka panggung diskusi politik interaktif bersama Rektor Unitomo Prof Dr Siti Marwiyah, Dekan FIA Unitomo Dr Priyanto dan Akademisi FIA Unitomo Mesak Paidjala. 


Para Caleg hadir menyapa para konstituen kalangan mahasiswa yang dikenal relatif kritis daripada lainnya. Bukan sebuah agenda kampanye dalam lingkungan akademis. 


Caleg NasDem DPRD Jatim Dapil I (Surabaya) Dr. Yoyok Subagiono S.H., S.I.K., M.Si., pada momen tersebut mengatakan, kehadiran para tokoh politik di lingkungan kampus sebagai tokoh pencerahan bagaimana, mahasiswa berpolitik cerdas dan bermoral untuk berpolitik serta tidak menjadi bagian dari kelompok putih (Golput). 


"Jadi tidak tabu dan tidak dilarang. Kecuali kalau kampus digunakan untuk memenangkan salah satu parpol atau caleg ... itu nggak boleh. Jadi mereka harus tahu peran dan status mahasiswa itu sebagai apa. Jadi bukan politik praktis membela atau dibelokkan," ujarnya. 


Yoyok lebih lanjut berharap pemikiran mahasiswa dapat mengawal pesta demokrasi secara baik dengan menghindari money politik yang seakan didalam masyarakat, sedang menjamur dan terjadi pembiaran, padahal itu melanggar hukum, untuk itu diperlukan kontrol sosial terutama peran mahasiswa.


Mahasiswa harus turut menjaga iklim politik sehingga tetap bermartabat, berintegritas dan berkomitmen. Karena mahasiswa sebagai salah satu pemegang kedaulatan. 


"Tapi bukan hanya menjaga, dia juga sebagai pelaku jangan sampai Golput. Karena kita harapkan mahasiswa sebagai agen Perubahan untuk Persatuan, sehingga arah bangsa ini arah bangsa ini salah satunya ditentukan oleh mahasiswa," ungkap Yoyok . 



Sementara itu, Mesak Paidjala, narasumber pemateri dari akademisi FIA Unitomo memaparkan peran akademik dalam konteks kontestasi Pileg maupun Pilkada.


Karena berdasarkan data KPU pada tahun 2023, menyebutkan bahwa Generasi Z memiliki peran penting dalam Pemilu 2024. Ada sekitar 46,8 juta pemilih. 


Mereka adalah aset luar biasa. Kemudian generasi baby boomber dengan angka kontribusi 28 juta. 


Maka dari itu, mahasiswa dan akademika harus memiliki peran besar. Semua stakeholder baik itu KPU sebagai penyelenggara maupun Caleg harus melibatkan mahasiswa dan akademisi sebagai bagian agen perubahan. 


Akademisi dapat memberikan edukasi politik yang baik kepada masyarakat dan khalayak umum. 


"Karena selama ini semua orang menganggap bahwa politik itu 'kotor' sehingga akhirnya mereka apatis untuk berpolitik. Padahal semua sendi kehidupan bangsa berurusan dengan politik," ujar Mesak. 


Pengambilan keputusan di tingkat pusat sangat berpengaruh pada semua sektor kehidupan berbangsa. Hingga penentuan harga bahan pokok semua berhubungan dengan politik.

 

"Harga ayam di pasar, sayur, bumbu-bumbu semua berurusan dengan itu (politik)," jelasnya.

 

Ia mendorong peran akademik harus benar-benar berada di depan. Agar nantinya politik bisa berjalan dengan baik dan sesuai dengan yang diinginkan oleh aturan dan perundang-undangan. Dari diskusi ini, kemudian mahasiswa dan akademisi akan menakar. 


"Memang kita nggak boleh tertutup karena kita agent of changes. Politik dibuat santai saja, kecuali sudah masa kampanye kita close. Tapi kita ini mau tahu apa program dan visi misi mereka (Caleg)," ucap Mesak. 


Ia menambahkan jika sejatinya tidak ada masalah wawasan politik masuk kampus selama tidak tidak melanggar aturan-aturan yang ada. KPU bahkan turut mengapresiasi acara ini karena Unitomo merupakan kampus pertama yang membuat gebrakan. 


Peran akademik dan mahasiswa harus dikedepankan dalam memberikan edukasi politik yang baik dan sehat kepada semua stakeholder yang ikut dalam kontestasi Pemilu 2024.


Antusiasme peserta sendiri sangat luar biasa. Mereka bersemangat untuk belajar politik langsung dari para narasumber.


Politik sehat tanpa black campaign, tanpa politik uang ini dinilai sangat penting untuk kepentingan bersama. Baik politisi, KPU, Bawaslu dan mahasiswa serta dosen. Mesak berharap kampus lain juga tergerak untuk membuat acara serupa. 


"Karena kita ketahui jaringan kampus ini kan luar biasa. Sumber dayanya juga besar. Kita menawarkan sesuatu yang berbeda, bagaimana peran akademisi dalam pengabdian masyarakat di lingkungan politik. Bukan money politic," tandasnya. 


Buka Ruang Diskusi 


Sementara itu, Dekan FIA Unitomo, Dr Priyanto mengungkapkan, Unitomo sengaja membuka ruang bagi para politisi untuk berbagi wawasan dan pendidikan politik. Mereka membedah lika-liku menjelang kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.


"Karena sejauh ini, seringkali politik hanya menjadi sebuah diskursus dari sumber text book semata dalam dunia kampus," terang Dr Priyanto. 


Priyanto menegaskan para konstituen dari kalangan mahasiswa harus lebih dekat dengan dunia politik dan mengenal para tokohnya. 


Karena Unitomo melihat sebagian besar mahasiswa apatis terhadap perhelatan pesta demokrasi lima tahunan. 


Meskipun pada dasarnya mahasiswa ini memiliki kerinduan, namun mereka tidak tahu kepada siapa harus bertanya. Tak ada literasi politik secara utuh sehingga banyak mahasiswa memilih sibuk dengan urusan kampus. Sedangkan semua kebijakan dalam kehidupan ditentukan oleh keputusan politik. 


Gagasan FIA Unitomo menghadirkan diskusi langsung ditangkap oleh para aktivis kampus setempat. Banyak unit kemudian terlibat. 


Mulai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM), Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas dan BEM Universitas serta Rektorat. Total peserta bahkan melebihi ekspektasi mencapai 300 orang. 


"Yang menurut saya sangat membahagiakan adalah bahwa aktivis merasa perlu untuk menghadirkan para tokoh-tokoh politik ini," ujarnya. 


Upaya menghadirkan talk show politik ini ia sebut sejalan dengan program studi ilmu administrasi publik. 


"Forum ini adalah titik temu antara kebutuhan kampus yang ingin agar para mahasiswa mengetahui hiruk pikuk dunia politik yang selama ini hanya menjadi wacana atau didiskusikan secara teoritis dan ini dari sumber aslinya," kata Priyanto. 


Unitomo menggebrak dan merupakan kampus pertama yang mempertemukan politisi dan mahasiswa dalam sebuah dialog ilmiah. Bahkan mendapat sambutan hangat dari komunitas fakultas lain. 


Dr Priyanto juga berharap ke depannya semua parpol bisa hadir di Unitomo dalam talk show berseri besutan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Dr Soetomo (FIA Unitomo) tersebut. 



Demikian Pantauan MedCen di lokasi dan dari berbagai sumber