Notification

×

Iklan

Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Iklan

Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Aliansi Masyarakat Indonesia Timur Gelar Aksi Damai Dukung Papua Tetap NKRI

02/09/2019 | 17.26 WIB | Dibaca: 0 kali Last Updated 2019-09-10T04:54:28Z
    Bagikan

Surabayapos.com - Tidak kurang dari seratus orang yang tergabung dalam Keluarga Besar Masyarakat Indonesia Timur dan Masyarakat Jawa Timur menggelar aksi damai di depan Gedung Negara Grahadi di Jalan Gubernur Suryo, Surabaya, Senin (2/9/2019). 




Mengusung kendaraan pengeras suara, dan membentangkan sejumlah spanduk berisi dukungan untuk NKRI dan mewaspadai adanya isu perpecahan, mereka menyuarakan dukungan kepada Gubernur Khofifah dan Pemerintah Provinsi Jatim, yang dinilai sudah tepat dalam penanganan terkait tindakan mahasiswa Papua di Surabaya dan Malang yang menyebabkan eskalasi konflik semakin tinggi di Tanah Papua dan sejumlah daerah lainnya. 

Itu berawal dugaan ada yang merusak tiang bendera dan membuang bendera Merah Putih di depan Asrama Mahasiswa Papua di Jalan Kalasan, Surabaya. Kemudian memicu kemarahan. Serta ada oknum yang mengeluarkan umpatan bernada rasisme. Berlanjut, Polda Jatim kemudian memeriksa pelaku yang diduga terkait lontaran kalimat rasis, dan menetapkan sebagai tersangka.

"Kami, perwakilan Masyarakat Indonesia Timur dan Masyarakat Jarim mendukung langkah bijak yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jatim dan Gubernur Ibu Khofifah Indar Parawansa dalam penanganan mahasiswa di Surabaya. Papua adalah bagian dari NKRI, kita semua mendukung keutuhan NKRI," kata koordinator aksi Irwan Marasabessy.

Juga munculnya opini mahasiswa Papua di Jatim yang merasa ketakutan dan tidak aman. "Itu tidak benar, mahasiswa dan masyarakat Papua hidup nyaman dan aman di Surabaya dan wilayah Jatim lainnya, kita bisa melihat semua itu," tambahnya. 




Mereka juga mengingatkan, agar masyarakat dan warga Papua di Jatim tidak terprovokasi isu-isu yang tidak obyektif. Menurutnya, ada kelompok-kelompok yang sengaja memanfaatkannya dengan memandang persoalan tidak obyektif.

Kemudian, sekitar 10 orang perwakilan pendemo diterima oleh Jonathan Judianto, mewakili Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa yang sedang tidak ada di tempat.

Wakil pendemo menyampaikan pernyataan sikap kepada Pemprov Jatim, isinya: 

Satu, Mengapresiasi langkah Gubernur Jatim dalam penanganan secara cepat kasus mahasiswa Papua di Surabaya. 

Dua, Mendukung Pemprov Jawa Timur untuk melanjutkan langkah-langkah strategis penanganan masalah ini untuk menjamin keamanan dan kenyamanan mahasiswa Papua 
dalam menempuh pendidikan di Jatim.

Tiga, Seluruh komponen senantiasa menjunjung tinggi persamaan derajat dan mencegah terjadinya tindakan diskriminatif terhadap sesama anak bangsa.

Empat, Waspada Pemecah Belah Bangsa Manfaatkan Isu Papua.

Lima, Permasalahan Papua Jangan ditunggangi dengan Kepentingan Politik.

Enam, Orang Jawa Timur tidak Rasis, Wong Suroboyo ora Rasis.

Tujuh, Stop provokasi dan berita hoax, karena hanya akan memperkeruh suasana.

Delapan, Kami bangga dan cinta dengan Papua.

Sembilan, Papua Surga Kecil Turun ke Bumi, Papua bagian dari NKRI, dari dulu dan selamanya.

Kemudian, usai menerima perwakilan pendemo, Jonathan mengaku mengapresiasi pernyataan sikap massa pendemo, dan akan meneruskannya kepada Gubernur Jatim Khofifah. 




"Kebetulan kami ditugasi oleh Ibu Gubernur Jatim, kami tadi menerima perwakilan pendemo, pada prinsipnya mereka mengapresiasi apa-apa yang telah dilakukan oleh Pemerintah Provinsi Jatim. Mereka juga menyampaikan untuk waspada adanya upaya pecah belah, termasuk adanya isu hoaks dan sebagainya. Mereka menegaskan bahwa Papua adalah NKRI, dari dulu, sekarang dan selamanya. Itu semua akan kami sampaikan kepada Ibu Gubernur," kata Jonathan.

Usai menyampaikan pernyataannya, dengan dikomandoi oleh para ketua rombongan, massa aksi kemudian membubarkan diri dengan tertib, dengan penjagaan petugas kepolisian.(tji)