Surabayapos.com - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengingatkan pentingnya memahami dan menjunjung tinggi nilai-nilai Kebhinekaan, di tengah keberagaman yang ada. Khofifah juga mengatakan akulturasi budaya sudah berjalan sangat natural, termasuk dari beberapa daerah yang menyatu dengan budaya Jawa Timur. Sambil menyebut budaya dari sejumlah kabupaten di Jawa Timur.
Pawai dan Festival Keagamaan Hindu itu digelar untuk merajut khasanah seni budaya Nusantara. Dan, tahun ini terdapat 21 kontingen atau sekitar 1.000 peserta yang mengikuti pawai dari berbagai daerah di Indonesia.
Dalam kegiatan tersebut, Gubernur Khofifah mendapat lukisan yang menyimbulkan kebersamaan Jatim dengan Papua dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) dari Persatuan Hindu Dharma Indonesia (PHDI) asal Provinsi Papua.
Pawai dan Festival Keagamaan Hindu ke-3 Tingkat Nasional Tahun 2019 diawali dengan Tari Pendet Delta Sidoarjo persembahan dari PHDI Jatim. Kontingen tersebut memberikan buquet bunga kepada Gubernur Khofifah.
Dilanjutkan dengan pertunjukan lagu Surabaya “Rek Ayo Rek” yang dipersembahkan oleh Kontingen Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) Jatim.
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta menampilkan pakaian serba merah dan blangkon khas jawanya, Provinsi Banten mengenakan pakaian serba biru. Lalu dari Jawa Barat, pesertanya mengenakan baju serba biru dengan menampilkan musik angklung. Kemudian Sulawesi Tengah menampilkan pakaian khas adatnya. Termasuk kontingen Jawa Tengah menggunakan Blangkon Jateng. Kontingen Nusa Tenggara Timur memberikan mengenakan baju adatnya. Bahkan, cinderamata berupa kain tenun khas NTT pun diberikan kepada Gubernur Khofifah. Terakhir, pawai pun ditutup dengan penampilan Kontingen Bali yang menampilkan Tari Kecak.
Dipilihnya Jatim menjadi tempat penyelenggaraan, Gubernur Khofifah merasa bangga dan terhormat. Untuk itu, dirinya menjamin kenyamanan dan suasana penuh damai kepada seluruh peserta yang berasal berbagai daerah di Indonesia.
"Jawa Timur adalah rumah kita semua. Di Jawa Timur seluruh warga bangsa hidup aman, nyaman, tentram dan penuh kedamaian,” kata mantan Menteri Sosial RI di era Presiden Jokowi itu.
Sementara itu, Dirjen Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama I Ketut Widnya menjelaskan, merajut khasanah seni budaya nusantara artinya kebhinekaan yang ada serta seni budayanya dirajut menjadi satu. Dengan demikian, semua seni dari masing-masing daerah itu berbeda-beda tetapi bisa menjadi satu.
“Kita lihat tadi banyak berbeda-beda itu menjadi satu. Dan kita bisa menikmati bersama,” pungkasnya.(tji)