Notification

×

Iklan

Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Iklan

Presiden RI 2024 ? Mana Pilihanmu

Tahun 2020, Ini Nasihat Pemuda Papua untuk Adik-adiknya Ukir Prestasi

02/01/2020 | 15.00 WIB | Dibaca: 0 kali Last Updated 2020-01-02T08:00:18Z
    Bagikan

SurabayaPos.com / Surabaya - Ini obrolan awal tahun 2020 dengan Agus Nezar Rumaropen, salah satu pemuda asal Bumi Papua di Surabaya. Dia menyebut hidup ini tidak sendiri, ada orang lain dari berbagai daerah, kultur dan latar belakang, itu harus dikenali dan dipahami. Termasuk juga harus mengenali lingkungan sekitar dimana kita bermukim. Mereka, kata Agus Nezar, tak hanya harus dikenal dan diteladani kebaikannya, tetapi juga harus diikuti kreativitas, keuletan dan kerja kerasnya serta keilmuannya untuk bisa menuju sukses. 


Menurutnya, untuk menuju perubahan kerja keras merupakan bagian penting dari perjuangan yang harus dilakoni. Instrospeksi, menggali dan menyalurkan potensi diri wajib dan harus ditempuh oleh setiap individu, tak terkecuali oleh anak-anak Papua.

"Untuk mewujudkan itu, kita tidak boleh minder (ditujukan kepada adik-adiknya sesama warga Papua). Kenali potensi diri, diasah dan harus dikembangkan untuk menjadi yang terbaik," ujar Agus Nezar saat berbincang dengan media ini.

Untuk menyemangati adik-adiknya mewujudkan impian menuju sukses, dia kemudian membeber perjalanan hidupnya termasuk kerja keras yang pernah dilakoni sejak di rantau, meninggalkan tanah Papua. 

"Selepas SMA, saya kuliah di Makassar. Dalam jiwa saya tertantang untuk maju, harus bisa seperti yang lain, untuk itu saya belajar, dan kemudian mengawalinya dengan bekerja, menjadi apa saja, kerja keras saya lakukan, kita tidak boleh malu untuk bisa maju, seperti saudara-saudara kita lainnya dari daerah lain," katanya. 

Menurutnya, warga Papua harus bangkit, membekali diri dengan skill atau mengasah kemampuan apapun yang ada dalam dirinya. Sebagai bekal menapaki kehidupan yang lebih baik, selain untuk diri sendiri, kampung halaman dan harus turut memajukan tanah airnya, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).


Setelah lulus kuliah dirinya merantau ke tanah Jawa. Sejak itu, sekitar tahun 1994 pahit getir dilalui, mulai jadi buruh kasar di Pelabuhan Tanjung Perak, berlanjut berbagai jabatan dipercayakan kepada dirinya, tak membuat dia lengah. Selain serius dalam pekerjaan, belajar juga terus dilakukan, hingga di posisi jabatan sekarang di PT Pelindo III (Persero) Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya, tak membuat lelaki dari empat bersaudara ini terlena. 

"Saya terus belajar, karena itu penting, kita harus bisa seperti mereka. Jadi, saya ingin berpesan kepada adik-adik saya khususnya dari Papua, jangan minder, kalian juga bisa maju seperti mereka. Untuk berhasil dan membangun Papua, memajukan Negara Indonesia. Ibaratnya, emas boleh hilang diambil dari Bumi Papua, tetapi kalian-kalian ini emas dari Tanah Papua yang mahal harganya, itu harus dimanfaatkan," ajaknya memberi semangat.

Meski tak ingin disebut sebagai sosok yang berperan, dengan rendah hati lelaki ini bersemangat untuk menggugah anak-anak Papua agar giat dalam berbagai hal yang positif. Menurutnya, tidak boleh terlena, tertipu propaganda atau bahkan terbawa oleh pengaruh-pengaruh negatif yang akan merugikan, baik diri sendiri, keluarga juga kampung halaman di Papua.

Berbagai cara telah dilakukan termasuk membuat wadah untuk sarana berkomunikasi antar putra-putri Papua, khususnya yang di rantau di Surabaya dan daerah lainnya di Jawa Timur. Ditambahkan, dengan tetap menghargai dan merangkul berbagai wadah anak-anak Papua yang sudah ada. Bahkan, wadah yang ada harus dilegalkan. 

Ditanya soal sejumlah peristiwa khususnya yang pernah terjadi di Surabaya, dia mengajak untuk melupakannya dan menatap masa depan. Dengan bijak dia menegaskan, adik-adiknya tidak boleh terperangkap dengan hasutan apa pun. Sebaliknya, harus menggali potensi diri untuk mewujudkan cita-cita dan masa depan, dan harus tertantang untuk membangun tanah kelahiran. 


Kepada Pemerintah Provinsi Jatim, dia juga mendukung rencana berdirinya Asrama Nusantara, yang dilontarkan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa. Diharapkan, selain sebagai wadah untuk mengukir prestasi pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah. Juga sebagai kawah candradimuka bagi anak-anak berprestasi, termasuk dari Papua untuk cinta NKRI.

Selanjutnya, dari situ mereka bisa menentukan jalan hidupnya, kembali ke Papua atau terus mengabdi di Jatim. 

Agus Nezar mencontohkan, ada 12 anak-anak Papua yang setelah lulus SMP terseleksi masuk Sampoerna Foundation untuk melanjutkan pendidikan SMA. Setelah lulus SMA terjaring masuk bekerja di PT Pelindo III, dengan berbagai keahlian yang dimiliki. 

"Mereka sekolah dengan biaya CSR PT Pelindo, di Sampoerna Foundation, sampai 1,5 miliar nilainya. Ini membanggakan, setelah lulus, bukan main hebat sekali bahasa Inggrisnya, mereka kemudian masuk bekerja di PT Pelindo," urainya.

Oleh Agus Nezar, cerita itu dimaksudkan agar anak-anak Papua tidak boleh minder, tidak boleh berfikir sebagai minoritas. Sebaliknya, harus bersemangat, bangkit untuk maju seperti anak-anak lainnya dari berbagai wilayah di Indonesia. 

Dia juga menyebut, untuk yang punya bakat dan prestasi olah raga, KONI juga siap membantu dan memfasilitasinya. 

Dia kembali menegaskan, tinggal di manapun di Surabaya atau daerah lainnya di seluruh Jatim, seperti di kampung halaman sendiri, mereka punya Mama Risma dan Mama Khofifah. 

"Jadi, pesan saya, untuk mengawali tahun 2020 ini gali dan kembangkan prestasi. Raih setinggi-tingginya prestasi kalian baik untuk diri sendiri dan juga menjadi kebanggaan kampung halaman, Bumi Papua," pungkas Agus Nezar.(tji)