Foto: Abdul Rahman, Kuasa hukum terdakwa kasus penjualan hasil sitaan Satpol PP Surabaya |
Surabaya, - Kuasa hukum Ferri Jacom, oknum Satpol PP Surabaya yang menjual barang hasil sitaan, Abdul Rahman menyebut bahwa seharusnya ada pelaku lain, sebab Ferri Jacom sebut Irfan Widiyanto Mantan Kasatpol PP Surabaya sebagai fasilitator, artinya ada keterlibatan dalam kasus penjualan barang sitaan ratusan juta, yang memasuki sidang perdana di Pengadilan Negeri (PN) Tindak Pidana Korupsi (Tipikor) Surabaya pada Rabu, (28/9/202).
Penulis : one
Abdul Rahman Saleh menilai bahwa dakwaan yang dibacakan masih setengah hati tidak memuat peristiwa yang sebenarnya. Menurutnya, yang membeli barang sitaan tersebut seharusnya ikut terlibat dalam peristiwa hukum. Anehnya, hanya Ferri saja yang jadi terdakwa.
"Jadi setengah hati unsur pembuktiannya ini harus utuh harus berangkai. Dalam peristiwa pidana umum saja yang membeli itu saja sebagai penadah. Lah ini Kenapa yang membeli ini berkeliaran,"kata Saleh, Jumat (30/9/2022). Dikutip dari selalu.id.
Saleh menjelaskan, dalam peristiwa hukum pidana seharusnya berurutan dan ada beberapa peran yang terlibat juga dihadirkan.
Apalagi, terkena pidana dalam pasal 10 huruf (b) jo pasal 15 jo Undang-Undang (UU) nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi dan jo Pasal 53 ayat (1) KUHPidana.
"Pasal 10 huruf a,b pasal 15. Pasal 10 kan menggelapkan dan macem-macem, kalau ada peristiwa hukum seperti itu kan tidak satu orang, kan banyak faktor ada penggelapan disitu,"jelasnya.
"Harusnya ada pelaku lain, sebab klien saya sebut nama Irfan Widiyanto Mantan Kasatpol PP Surabaya sebagai fasilitator dalam perkara ini," keluhnya.
Lebih lanjut Saleh menyebut ada 4 orang yang seharusnya ikut terlibat. Diantaranya, mereka yang mentransaksikan uang jual sitaan tersebut.
"Apakah mereka yang mencari pembeli tidak ikut terlibat peristiwa hukum?" tanyanya.
"Yang mentransaksikan adalah Sunadi atau Cak Sun, Muhammad, Yetno, Ali dan Slamet yang mencarikan pembeli. Yang sanggup membeli adalah Abdurahman 500 juta. Lalu dijual ke PT Raksa. Ini dibiarkan sangat naif sekali, hukum harus linier,"jelasnya.
Foto: Ferry Jocom Petinggi Satpol PP Surabaya Akhirnya Ditahan. |
Abdul mencatut nama mantan Kasatpol PP Irvan Widyanto yang disebut berperan memediasi pada kasus ini.
"Pak Feri difasilitasi oleh Pak Irvan Widyanto terlibat,"jelasnya.
Saleh menjelaskan, uang sebesar Rp 500 juta yang digembor-gemborkan diterima oleh kliennya itu tidak benar.
"Tidak ada kerugian negara, yang digembor-gemborkan Rp 500 juta yang diterima pak Ferri itu tidak ada. Malah yang terangkum jaksa adalah 45 juta. Nilai korupsi 45 juta ini apa," terangnya.
"Karena pasal itu adalah tidak berdiri sendiri, apakah mungkin pak Feri menjual barang tanpa ada yang membeli,"imbuhnya.
Maka dari itu, pihaknya akan mengajukan esepsi tentang surat dakwaan yang ditujukan kepada kliennya tersebut.
"Pasti mengajukan (esepsi) karena peristiwa yang didakwakan sangat tidak terangkai, sangat kabur, sasaran tembaknya cuman pak Ferri penadahnya aja lolos," pungkasnya.
Penulis : one